2 Targeting Ini Bisa Buat Strategi Marketing Kamu Berhasil!

marketing

Dalam dunia marketing yang serba cepat dan dinamis, memahami audiens adalah kunci utama.

Oleh karena itu, sebagai business owner kamu  harus mengerti teknik targeting yang dapat membantumu mengarahkan strategi marketing dengan lebih efektif.

Yuk, kita bahas dua teknik targeting untuk kamu gunakan dalam marketing yang kamu jalankan!

Behavior Targeting (Pull Marketing)

Penargetan berdasarkan apa yang konsumen akan cari dan butuhkan, sehingga konsumen melakukan kegiatan terhadap bisnismu atas dasar keinginannya sendiri.

Behavior targeting atau penargetan perilaku adalah teknik yang berfokus pada apa yang konsumen cari dan butuhkan. 

Teknik ini memungkinkan kita untuk menarik perhatian konsumen berdasarkan minat dan kebiasaan mereka.

Pernah gak, kamu mendengarkan lagu favoritmu di Spotify, lalu setelah beberapa lagu, Spotify mulai merekomendasikan playlist atau artis yang mungkin kamu sukai berdasarkan riwayat pendengaranmu. 

Dengan memanfaatkan data dari kebiasaan mendengarkan penggunanya, Spotify bisa menciptakan pengalaman yang sangat personal dan relevan bagi setiap individu.

Menurut studi dari McKinsey, perusahaan yang menggunakan behavior targeting dengan baik dapat meningkatkan efektivitas kampanye mereka hingga 15-20%.

Ini menunjukkan betapa pentingnya memahami perilaku konsumen dalam menarik perhatian mereka. 

Dr. Karen Nelson-Field, seorang ahli pemasaran dari University of Adelaide, mengatakan, “Behavior targeting memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan pesan mereka dengan kebutuhan spesifik konsumen. Ini membantu menciptakan koneksi yang lebih kuat dan lebih pribadi antara brand dan pelanggan.”

Demographic Targeting (Push Marketing)

Berbeda dengan behavior targeting, demographic targeting berfokus pada karakteristik demografis konsumen seperti lokasi, usia, jenis kelamin, pendapatan, dan lain-lain. 

Teknik ini memungkinkan perusahaan untuk menyampaikan pesan mereka kepada kelompok konsumen tertentu dengan lebih tepat.

Misalnya nih, Nike yang sering menggunakan demographic targeting dalam kampanye mereka.

Saat meluncurkan produk baru yang ditujukan untuk wanita, Nike membuat iklan yang menampilkan atlet wanita yang kuat dan inspiratif.

Dengan memahami demografi target, Nike berhasil menciptakan kampanye yang relevan dan menarik bagi audiens mereka.

Berdasarkan riset eMarketer menunjukkan bahwa kampanye yang dengan demographic targeting dapat meningkatkan Return on Investment (ROI) hingga 30% lebih tinggi dibandingkan kampanye yang tidak ditargetkan. 

Sarah Taylor, seorang konsultan pemasaran dari McKinsey & Company, menyatakan, “Demographic targeting memungkinkan perusahaan untuk menyampaikan pesan yang tepat kepada audiens yang tepat pada waktu yang tepat. Ini adalah kunci untuk membangun hubungan yang kuat dan efektif dengan target audiens.”

Jadi, kalau sebuah bisnis ingin membuat campaign atau konten promosi yang efektif, sangat penting untuk menyesuaikan targeting mereka agar sesuai dengan perilaku dan demografi target audiens.

Algoritma media sosial bekerja dengan cara mengumpulkan data tentang pengguna dan menyesuaikan konten yang mereka lihat berdasarkan data tersebut. 

Dengan memahami dan memanfaatkan behavior dan demographic targeting, bisnis dapat memastikan bahwa konten mereka menyentuh audiens yang tepat dan relevan, yang pada gilirannya meningkatkan keterlibatan dan konversi.

Baik behavior targeting maupun demographic targeting memainkan peran penting dalam strategi marketing yang sukses.

Dengan menggabungkan kedua teknik ini, perusahaan dapat menciptakan kampanye yang tidak hanya menarik perhatian konsumen, tetapi juga membangun hubungan jangka panjang yang didasarkan pada kepercayaan dan relevansi.

Memahami target audiens adalah langkah krusial untuk mencapai kesuksesan dalam dunia marketing yang semakin kompetitif ini.

Kalau kamu masih bingung gimana caranya mengolah media sosial dengan penyajian konten yang sesuai dengan target audiens, kamu bisa #Jalanbareng Skena untuk mendiskusikan hal-hal seputar media sosial hingga campaign kreatif!

.

Share This Post: