Brand Personification : Perspektif Humanis dari Sebuah Brand

Brand Personification

Brand personification merupakan salah satu trend marketing saat ini

Sebut saja beberapa brand lokal seperti vindes,  sampai brand internasional seperti disney yang selalu berusaha mencari cara terbaik memanusiakan personality dan engagement brand-nya.

Mengapa ini penting, karena biasanya audiens lebih loyal pada brand yang bisa mewakili mereka secara personal.

Lalu, bagaimana caranya membangun brand  milikmu agar bisa terkoneksi dengan nilai dan pencapaian yang dikejar dengan customer saat sedang dalam percakapan bersama mereka?

Di sinilah brand personification bisa dimanfaatkan

Definisi Brand Personification?

Brand personification adalah teknik proyektif di mana orang berpikir tentang brand seolah-olah brand tersebut adalah manusia, strategi ini menggambarkan bagaimana sebuah brand akan berpikir dan merasa. 

Memberikan semacam kualitas manusiawi pada brand tersebut akan membantu orang terhubung lebih baik dengan perusahaan. 

Mirip dengan hubungan antar manusia, hubungan yang lebih personal ini dapat mengarah pada dialog, dan pada akhirnya membentuk hubungan yang loyal.

Cara mewujudkan brand personification bisnismu.

Di sini saatnya kamu untuk membayangkan seseorang seperti apa yang bisa menjadi gambaran brand milikmu. Gambaran itu jugalah yang akan muncul saat audiens sedang berkomunikasi dengan brand milikmu.

Yang pertama adalah tentukan ciri-ciri fisik.

Meskipun ada yang bilang jangan memandang orang dari fisiknya, tapi demi mencapai gambaran brand milikmu sebagai ‘manusia’, kamu harus menentukan ciri fisiknya. 

Apakah dia laki-laki atau perempuan, berapa usianya, berapa berat dan tinggi badannya, apakah mancung atau pesek, sawo matang atau kuning langsat, dan sebagainya.

Kemudian, pilihlah cara “bicaranya”.

Fase ini adalah penentuan voice tone. 

Apakah brand milikmu sebagai manusia adalah seseorang yang menggunakan bahasa Indonesia yang baku

ataukah lebih memilih bahasa sehari-hari

semuanya harus kamu tentukan agar bisa konsisten menjadikan brand milikmu sebagai “seseorang” yang berinteraksi dengan audiens.

Dan yang terakhir, bangun personality-nya.

Bayangkan berapa kali Ia mandi dalam sehari. Kamu juga bisa menentukan di mana Ia nongkrong di malam hari. Apakah Ia seseorang yang humoris atau tidak.

Dengan semua ini, audiens bisa mendapat gambaran yang lebih utuh terkait brand personification dari brand milikmu

Sebagai insight tambahan, Seluruh gagasan untuk mempersonifikasikan (atau memanusiakan) brand, adalah untuk mendapatkan hubungan yang dulunya sangat umum dalam semua jenis perdagangan. Dulu, hubungan sosial antara dua pihak mendorong loyalitas.

Jika kamu ingin mencoba pendekatan yang lebih personal dengan audiens untuk mengejar loyalitas, kamu bisa coba terapkan strategi bisnis ini.

Kalau kamu tertarik, kamu bisa #JalanBareng Skena dan klik button di bawah, biar kami yang bantu bisnismu membuat brand personality.

Share This Post: